Pendidikan matematika di Indonesia
saat ini sedang mengalami perubahan paradigma, tujuannya adalah agar
pembelajaran matematika lebih bermakna bagi peserta didik dan dapat memberikan
bekal kompetensi yang memadai baik untuk studi lanjut maupun untuk memasuki
dunia kerja. Selain itu matematika juga dapat digunakan untuk mengasah pola pikir
seseorang agar dapat mengaplikasikan keterampilan yang dimilikinya untuk menyelesaikan
permasalahan dalam kehidupannya. Sebagai ilmu yang mengedepankan logika berpikir,
dalam memahami konsep matematika diperlukan kemampuan generalisasi serta
abstraksi yang cukup tinggi. Sedangkan saat ini penguasaan peserta didik
terhadap materi konsep–konsep matematika masih lemah bahkan dipahami dengan
keliru.
Sebagaimana yang dikemukakan Ruseffendi
(2006:156) bahwa terdapat banyak peserta didik yang setelah belajar matematika,
tidak mampu memahami bahkan pada bagian yang paling sederhana sekalipun, banyak
konsep yang dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sukar, ruwet, dan
banyak memperdayakan. Padahal pemahaman konsep merupakan bagian yang paling
penting dalam pembelajaran matematika seperti yang dinyatakan Zulkardi (2003:7)
bahwa ”mata pelajaran matematika menekankan pada konsep”. Artinya dalam
mempelajari matematika peserta didik harus memahami konsep matematika terlebih
dahulu agar dapat menyelesaikan soal-soal dan mampu mengaplikasikan
pembelajaran tersebut di dunia nyata.
Berdasarkan hasil penelitian dalam jurnal ini
dilaksanakan pada Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas PGRI
Palembang”. yang berlangsung mulai bulan Maret sampai Juli 2009. bahwa dari
hasil tes pemahaman konsep diperoleh 57,9%(22 orang) mahasiswa berada pada
level tinggi, 39,5% (15 orang) mahasiswa berada pada level sedang, dan 2,6% (1
orang) mahasiswa berada pada level rendah. Berdasarkan hubungan antara tes awal
dengan tes pemahaman konsep, menunjukkan bahwa mahasiswa yang berada pada level
tinggi pada tes pemahaman konsep berasal dari pemahaman level tinggi sebesar
27,3% (6 orang), level sedang sebesar 50%(11 orang), dan level rendah sebesar
22,7%(5 orang); mahasiswa yang berada pada level sedang pada tes pemahaman
konsep berasal dari pemahaman level tinggi sebesar 0%, level sedang sebesar
66,7% (10 orang), dan level rendah sebesar 33,3%(5 orang); dan mahasiswa yang
berada pada level rendah pada tes pemahaman konsep berasal dari pemahaman level
tinggi sebesar 0%, level sedang sebesar 0%, dan level rendah sebesar 100% (1
orang).
Dengan demikian, tidak ada penurunan level
pada pemahaman konsep mahasiswa. Hal ini mengindikasikan bahwa penggunaan peta konsep
membantu pemahaman mahasiswa dalam pembelajaran Statistika Dasar terutama pada
mahasiswa yang berada dilevel sedang dan rendah, meskipun tidak berpengaruh
terhadap pemahaman konsep mahasiswa yang berada pada level tinggi. Pembelajaran
dengan menggunakan peta konsep dapat menjadikan mahasiswa dan dosen lebih
aktif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar